Salam Sehat,
Setiap tahun, jumlah pengguna narkoba (narkotika dan obat-obatan terlarang) di Indonesia terus meningkat. Kenaikannya bahkan bisa mencapai angka 40%. Saking maraknya penggunaan narkoba di Indonesia, negara ini sudah jadi pasar narkoba terbesar di Asia Tenggara. Hal ini masih terus terjadi salah satunya karena kurangnya edukasi masyarakat seputar bahaya narkoba.
Kebanyakan pengguna narkoba di Indonesia mungkin hanya tahu sepintas saja soal efek dan bahaya narkoba, tapi sudah terlanjur terbuai janji-janji yang ditawarkan oleh pengedar. Akibatnya, banyak orang tidak berpikir panjang dan terjebak di dalam lingkaran setan yang sulit sekali diputus. Karenanya, simak dulu bahaya berbagai jenis narkoba yang populer di Indonesia berikut ini.
1. Ganja
Ganja juga dikenal dengan sebutan marijuana, kanabis, cimeng, rumput, weed, gelek, atau pocong. Jenis narkoba ini sendiri diolah dari tanaman ganja yang dikeringkan. Ganja yang sudah dikeringkan akan digunakan dengan cara dilinting seperti rokok atau diisap lewat pipa. Berikut adalah bahaya ganja dalam jangka pendek dan jangka panjang.
Bahaya ganja jangka pendek
Senyawa berbahaya dalam ganja yaitu delta-9-tetrahydrocannabinol (THC) akan masuk ke aliran darah dalam waktu kurang dari 30 menit. Akibatnya, THC akan mengacaukan sistem reseptor otak sehingga Anda akan merasakan sensasi seperti melayang-layang (high). Kemudian, yang terjadi adalah penglihatan terganggu, perubahan suasana hati yang ekstrem, gerakan tubuh terbatas, koordinasi melemah, sulit berpikir dan mengambil keputusan, daya ingat terganggu, bicara melantur, dan respon jadi sangat lambat.
Bahaya ganja jangka panjang
Seperti narkoba lainnya, ganja sangat mungkin menyebabkan kecanduan. Kalau sudah kecanduan, inilah yang mungkin dialami pengguna ganja jangka panjang.
- Menurunnya fungsi otak seperti berpikir, mengingat, berkonsentrasi, belajar, dan bekerja.
- Gangguan pernapasan dan penyakit paru seperti batuk kronis, infeksi paru-paru, paru-paru basah, dan kanker paru.
- Detak jantung memburu sehingga bisa memicu serangan jantung.
- Gangguan kehamilan dan kesehatan bayi. THC yang sudah masuk dalam darah akan memengaruhi perkembangan organ tubuh janin. Selain itu, THC juga bisa berpindah pada bayi lewat cairan ASI.
- Halusinasi, ketakutan dan kecemasan berlebihan, serta gangguan mental seperti depresi dan keinginan bunuh diri.
2. Sabu
Jenis narkoba yang paling umum digunakan di Indonesia adalah sabu. Sabu adalah obat stimulan bernama methamphetamine. Nama lain sabu adalah kristal, meth, SS, dan kapur. Bentuk sabu yang dijual pengedar berbeda-beda. Pengguna sabu bisa menelan pil, menghirup/ merokok bubuk sabu, atau menyuntik larutan sabu. Berikut adalah efek mengonsumsi sabu dalam jangka pendek dan panjang.
Bahaya sabu jangka pendek
Menggunakan sabu sedikit saja sudah bisa mengacaukan kadar zat kimia alami dalam otak. Zat bernama dopamin akan diproduksi secara berlebihan dan bisa menyebabkan sensasi gembira berlebihan. Biasanya sensasi tersebut diikuti dengan gejala seperti di bawah ini.
- Napas memburu atau terengah-engah
- Insomnia, tidak bisa diam, dan gelisah
- Nafsu makan hilang
- Detak jantung jadi lebih cepat dan memburu
- Tekanan darah naik
- Suhu tubuh meningkat (hipertermia)
Bahaya sabu jangka panjang
Bahaya narkoba yang satu ini bersifat serius dan fatal. Penggunaan atau kecanduan sabu dalam jangka panjang bisa menimbulkan efek-efek berikut ini.
- Risiko infeksi HIV, hepatitis B, dan hepatitis C meningkat
- Berat badan menurun drastis
- Gigi dan gusi hancur
- Gatal kronis hingga menyebabkan luka-luka karena digaruk
- Sikap agresif
- Halusinasi, paranoia, ling-lung, dan cemas berlebihan
- Menurunnya fungsi otak seperti kemampuan berpikir, belajar, mengingat, dan berkonsentrasi
3. Ekstasi
Ekstasi adalah obat sintetis terlarang yang dibuat dari 3,4-methylenedioxy-methamphetamine (MDMA). Sifatnya mirip dengan obat stimulan keras dan halusinogen. Biasanya ekstasi diedarkan di pesta-pesta, diskotek, atau klub malam. Sebutan lain untuk esktasi antara lain adalah X, XTC, inex, dan adam. Berikut adalah berbagai efek samping ekstasi bagi penggunanya.
Bahaya ekstasi jangka pendek
Efek esktasi bisa dirasakan dalam waktu 30 menit setelah dikonsumsi. Setelah menggunakan ekstasi, inilah yang mungkin terjadi pada Anda.
- Sensasi bahagia berlebihan
- Pandangan kabur
- Menggigil
- Keringat dingin
- Gigi bergemeletuk
- Kram otot
- Mual
Bahaya ekstasi jangka panjang
Ekstasi bisa menyebabkan kecanduan. Jika Anda sudah menjadi pengguna tetap atau pecandu ekstasi, perubahan-perubahan berikut ini mungkin muncul.
- Perilaku impulsif dan agresif
- Susah mengingat dan berkonsentrasi
- Nafsu makan hilang
- Gairah dan kepuasan seks menurun
- Gangguan tidur
- Depresi dan kecemasan berlebihan
4. Heroin
Heroin dikenal dengan sebutan putau, bedak, dan etep. Heroin adalah obat opioid turunan morfin yang biasanya digunakan untuk meredakan rasa nyeri. Cara penggunannya adalah disuntik, dihirup, atau diisap. Berikut adalah berbagai bahaya narkoba yang satu ini.
Bahaya heroin jangka pendek
Setelah menggunakan heroin, penggunanya akan merasakan gelombang kebahagiaan (rush) yang membuncah. Sensasi tersebut mungkin diikuti dengan efek samping berikut ini.
- Mulut kering
- Berada dalam kondisi antara sadar dan tidak sadar hingga koma
- Kaki dan tangan terasa berat
- Kerusakan otak
- Gangguan fungsi jantung dan pernapasan
Bahaya heroin jangka panjang
Menggunakan heroin dalam jangka panjang bisa berakibat fatal dan menyebabkan hal-hal berikut ini.
- Penyakit hati dan ginjal
- Penyakit paru-paru, termasuk pneumonia
- Infeksi katup jantung
- Gigi dan gusi hancur
- Nafsu makan hilang hinga berat badan menurun drastis dan kekurangan gizi
- Kematian
Mari bersama kita lawan narkoba!
Sumber : Hello Sehat
Ilustrasi : pixabay.com