Salam Sehat,
Tanggal 10 Mei merupakan Hari Lupus Sedunia.
Apa itu Lupus?
Penyakit lupus atau dalam bahasa medisnya disebut dengan Systemic Lupus Erythematosus (SLE) adalah salah satu penyakit yang paling sering menyerang manusia. Meskipun cukup banyak diderita orang, pengetahuan tentang penyakit ini masih minim.
Di Indonesia, jumlah penderita penyakit lupus belum diketahui mendetil. Namun, menurut data dari Yayasan Lupus Indonesia (YLI), jumlah penderita lupus di Indonesia pada tahun 2012 mencapai 12.700 jiwa. Jumlah ini kemudian meningkat menjadi 13.300 jiwa pada April 2013.
Kebanyakan penderita lupus sangat sedikit yang menyadari jika menderita penyakit lupus. Selain karena gejalanya sulit untuk diketahui, gejala penyakit Lupus pun berbeda-beda pada setiap orang, tergantung dari jumlah dan jenis antibodi yang dihasilkan serta organ yang terkena.
Berikut fakta seputar penyakit lupus :
1. Lupus adalah penyakit kronis autoimun
Lupus adalah penyakit autoimun yang menyebabkan peradangan pada jaringan ikat dan dapat merusak beberapa organ. Lupus terjadi ketika ada masalah dengan sistem kekebalan tubuh dan kemudian menyerang tubuh. Hal ini dapat mempengaruhi sendi, kulit, paru-paru, jantung, pembuluh darah, ginjal, sistem saraf, dan sel-sel darah.
2. Lupus memiliki berbagai macam jenis
Penyakit lupus terbagi dalam beberapa jenis, yaitu:
- Lupus Eritematosus Sistemik, jenis lupus paling umum yang menyerang sendi dan organ
- Discoid lupus, yang menyerang kulit sehingga menyebabkan ruam di kulit tidak mau hilang
- Lupus akibat penggunaan obat
- Neonatal lupus, menyerang bayi yang baru lahir
- Subacute cutaneous lupus erythematosus, menyebabkan kulit yang terekspose sinar matahari terasa sakit
3. 90 persen pasien lupus adalah wanita
Penyakit ini paling sering menyerang wanita, bahkan wanita 10 kali berisiko mengalami lupus dibanding pria. Paling sering, lupus berkembang pada orang berusia 18 sampai 45 tahun. Meskipun lupus paling umum terjadi pada wanita, hal ini juga dapat mempengaruhi pria dan anak-anak, serta orang-orang dari segala usia. Selain itu, wanita hamil juga akan lebih rentan terkena lupus. Jika lupus terjadi saat hamil, hati-hati, kesehatan ibu dan janin bisa saja terganggu, terlebih apabila tidak ditangani dengan cepat.
4. Sulit didiagnosis
Diagnosis penyakit lupus tidak mudah dan sering terlambat karena gejala yang timbul menyerupai gejala berbagai penyakit. Itu sebabnya, lupus dikenal sebagai penyakit yang memiliki 1000 wajah. Karena gejalanya sulit untuk diketahui, inilah yang menjadi tantangan bagi dunia kedokteran untuk menemukan cara baru agar dapat melakukan diagnosis lupus sejak dini dengan tepat.
Ada tes laboratorium yang bisa membantu tim medis dalam mendiagnosis lupus, akan tetapi hasilnya tidak terlalu akurat. Itu sebabnya, untuk mendiagosis penyakit ini, dokter membutuhkan waktu yang lama. Dokter biasanya membuat diagnosis dari kombinasi gejala yang pasien alami berikut dengan riwayat kesehatan, keluarga dan tes laboratorium.
5. Pengobatan tergantung pada jenis gejala
Sampai saat ini pengobatan lupus tergantung pada tanda dan gejala yang ditimbulkan. Misalnya, jika didiagnosis penyebabnya adalah gangguan sistem kekebalan tubuh di bagian sendi, maka bagian itulah yang akan diobati oleh dokter. Umumnya dokter akan meresepkan golongan obat NSAID, yaitu obat antiimflamasi nonstreoid seperti ibuprofenapabila gejala yang ditimbulkan sebatas nyeri sendi, nyeri otot, kelelahan, dan ruam kulit. Namun, dokter mungkin akan meresepkan obat dengan dosisi tinggi apabila ada komplikasi yang para pada beberapa organ. Itu sebabnya, obat tersebut juga bisa menimbulkan efek samping yang luar biasa.
6. Penyebab lupus belum bisa diketahui secara pasti
Sama seperti gejala yang ditimbulkan, penyebab pasti penyakit lupus pun masih belum diketahui. Meskipun penelitian menunjukkan bahwa faktor gen berperan penting, tetapi itu bukanlah satu-satunya. Misalnya, banyak penelitian yang menunjukkan bahwa sinar matahari dan obat-obatan bisa juga memicu penyakit lupus.
7. Pasien lupus bisa menjalani hidup dengan normal
Dengan pemantauan lupus yang ekstra hati-hati dan penyesuaian pengobatan yang dilakukan secara tepat, sebagian besar pasien lupus bisa menjalani kehidupan normal. Musuh terbesar dari penyakit ini justru datang dari dalam diri pasien, ketika pasien kehilangan harapan, kehilangan semangat, dan menyerah sehingga menyebabkan frustrasi bahkan depresi yang malah memberikan pengaruh buruk pada kesehatannya.
Semoga artikel ini bermanfaat dalam meningkatkan pengetahuan Anda tentang penyakit lupus.
Sumber : Yayasan Lupus Indonesia, Hello Sehat, healthline.com
Ilustrasi : healthline.com