Salam Sehat
Dengan semakin membludaknya populasi warga dunia, banyak negara –terutama yang masuk ke dalam kategori negara berkembang, termasuk Indonesia- menerapkan peraturan yang mengharuskan penduduknya membatasi jumlah anak di dalam keluarga. Karenanya, kini bermunculan berbagai jenis alat kontrasepsi yang penggunaannya ditujukan untuk mencegah proses pembuahan sel telur oleh sperma.
Jenis Alat Konstrasepsi
Jika dilihat dari jangka waktu serta efektifitasnya, alat kontrasepsi ternyata dibagi ke dalam dua jenis, yaitu kontrasepsi temporer dan permanen. Jenis alat kontrasepsi pertama, kontrasepsi temporer, umumnya digunakan untuk mencegah dan menjaga jarak antar-kehamilan, serta efeknya akan hilang setelah alat terkait tidak digunakan lagi. Sebaliknya, kontrasepsi permanen ditujukan untuk ‘mensterilkan’ pasangan suami istri yang tidak ingin memiliki momongan kembali. Artinya, pasangan tersebut dibuat agar tidak lagi menghasilkan keturunan.
Jenis kontrasepsi temporer
Berniat menggunakan kontrasepsi temporer? Ada baiknya Anda kenali dulu jenis serta efek sampingnya bagi tubuh berikut ini:
1. Kondom pria dan wanita
Jika dibandingkan dengan alat kontarsepsi lainnya, maka kondom merupakan alat kontrasepsi yang paling dikenal masyarakat, terutama yang dikhususkan bagi pria. Namun, kini telah beredar kondom bagi wanita; yang hampir mirip dengan kondom pria, namun harus dipasang di mulut vagina 8 jam sebelum melakukan hubungan seksual.
Kekurangan: Jenis alat kontrasepsi ini hanya dapat digunakan sekali, kurang efektif dalam mencegah kehamilan, dapat menimbulkan rasa tidak nyaman pada alat kelamin.
2. Pil KB
Ternyata, pil KB dibagi ke dalam 2 golongan, yaitu jenis yang mengandung hormon progesteron dan kombinasi progesteron-estrogen (seperti Diane 35 dan Yasmin).
Kekurangan: Harus rutin dikonsumsi setiap hari, dalam beberapa kasus dapat memicu terganggunya pola menstruasi, kenaikan berat badan, hingga darah tinggi; serta tidak melindungi penggunanya dari penularan infeksi menular seksual (IMS).
3. Suntik KB
Suntik KB merupakan langkah pencegahan kehamilan dengan menyuntikkan hormon progestin pada lengan bagian atas setiap 3 bulan sekali.
Kekurangan: Dapat menimbulkan efek serupa penggunaan pil KB, seperti mual dan kenaikan berat badan; tidak melindungi penggunanya dari IMS, serta dapat menurunkan gairah seksual
4. Koyo Ortho Evra
Koyo ortho evra memang tidak terlalu populer di masyarakat pada umumnya. Untuk pemakaian, koyo ini biasanya ditempelkan pada perut bagian bawah, bokong atau lengan; dan mampu mencegah kehamilan dengan melepaskan hormon estrogen dan progestin ke dalam tubuh.
Kekurangan: Dapat memicu iritasi kulit, meningkatkan tekanan darah, menyebabkan sakit kepala berkepanjangan.
5. IUD/Spiral
IUD atau yang masyarakat kenal dengan spiral, merupakan alat kontraspesi berbentuk huruf T yang dipasang di dalam rahim. IUD ada yang terbuat dari tembaga (seperti Paragard yang bertahan selama 10 tahun) dan bahan lain yang mengandung hormon (seperti Mirena yang bertahan selama 5 tahun).
Kekurangan: Dapat menimbulkan rasa tidak nyaman, seperti kram; ada risiko tubuh menolak pemasangan IUD, serta memicu ketidakteraturan pola serta volume darah yang dikeluarkan saat menstruasi.
6. Implan
Implan; alat kontrasepsi berbentuk batang kecil (40mm) yang dipasang di lengan bagian atas dan berfungsi untuk mencegah kehamilan dengan perlahan melepaskan hormon progestin.
Kekurangan: Dapat memicu iritasi serta rasa tidak nyaman di area lengan yang dipasangi implan, meningkatkan risiko mentruasi yang tidak teratur dengan jumlah darah yang berlebih di masa awal penggunaannya, serta tidak dapat digunakan oleh mereka yang menderita diabetes, penyakit liver, serta osteoporosis.
7. Spermisida
Umumnya, spermisida yang berbentuk krim atau jeli akan diaplikasikan ke dalam vagina minimal 30 menit sebelum berhubungan seksual. Fungsinya adalah untuk membunuh sperma agar tidak bergerak ke dalam rahim dan membuahi sel telur.
Kekurangan: Kontrasepsi yang satu ini seringkali memicu timbulnya iritasi serta tidak melindungi penggunanya dari IMS.
8. Diafragma
Diafragma adalah alat kontrasespsi berbentuk kubah yang terbuat dari karet dan dipasang di mulut rahim; biasanya digunakan bersamaan dengan spermisida. Perlu diperhatikan bahwa diafragma harus tetap dipakai setidaknya sampai 6 jam setelah berhubungan seksual.
Kekurangan: Dapat memicu iritasi pada jaringan vagina serta tidak melindungi penggunanya dari IMS
9. Cervical cap
Berbentuk hampir serupa dengan diafragma, Cervical Cap diletakkan di mulut rahim agar jalur masuk sperma terhalang.
Kekurangan: Pemasangannya cukup merepotkan karena harus dilakukan oleh dokter dan hanya efektif digunakan selama 2 hari saja.
Jenis kontrasepsi permanen
Jika Anda dan pasangan sudah yakin dengan keputusan untuk tidak memiliki momongan lagi, maka tidak ada salahnya untuk mencoba kontrasepsi permanen yang dibagi ke dalam 3 jenis, yaitu:
1. Vasektomi
Vasektomi merupakan prosedur medis yang melibatkan penutupan saluran vas deferens pada pria.
Kekurangan: Melibatkan prosedur operasi serta bersifat irreversible, alias tidak dapat diubah lagi.
2. Tubektomi
Tubektomi merupakan proses sterilisasi pada wanita yang melibatkan langkah pemotongan serta pengikatan saluran tuba falopi.
Kekurangan: Melibatkan prosedur operasi, berisiko menimbulkan infeksi dan pendarahan di dalam, serta bersifat irreversible.
3. Implan Tuba
Terakhir, kontrasepsi permanen yang dapat Anda coba adalah implan tuba –pemasangan implan yang terbuat dari logam atau silikon di bagian tuba falopi.
Kekurangan: Mahal dan memicu ketidaknyamanan di area pinggul
Itu tadi jenis-jenis alat kontrasepsi yang harus Anda ketahui. Semoga bermanfaat!
Sumber : go-dok.com, webmd.com, BKKBN